Selasa, 11 November 2014

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA


SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Pendahuluan
Dewasa ini, perkembangan koperasi di Indonesia terus berkembang. Perkembangan tersebut ditandai dengan banyaknya pertumbuhan koperasi di Indonesia. Tetapi di dalam perkembangan tersebut banyak terjadi hambatan-hambatan. Sebelum mengetahuinya terlebih dahulu kita perlu mengetahui sejarah awal pembentukan koperasi. Selain itu, kita juga dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa menghambat pertumbuhan koperasi di Indonesia. Hal  ini melatarbelakangi di dalam pembahasan pembuatan makalah koperasi Indonesia. Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Satu catatan yang perlu di ingat reformasi yang ditandai dengan pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi. 
            Pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Meskipun KUD harus berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, namun sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian terutama pangan, disamping sumbangan dalam melahirkan kader wirausaha karena telah menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola KUD. 
Posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah.

Perkembangan Koperasi di Indonesia
Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok diterapkan di Indonesia. Karena sifat masyarakatnya yang kekeluargaan dan kegotongroyongan, sifat inilah yang sesuai dengan azas koperasi saat ini. Sejak lama bangsa Indonesia telah mengenal kekeluargaan dan kegotongroyongan yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang bersifat nonprofit ini, merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan dasar/pedoman pelaksanaan Koperasi. Kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang turun-temurun itu dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah Arisan untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, paketan, mitra cai dan ruing mungpulung daerah Jawa Barat, Mapalus di daerah Sulawesi Utara, kerja sama pengairan yang terkenal dengan Subak untuk daerah Bali, dan Julo-julo untuk daerah Sumatra Barat merupakan sifat-sifat hubungan sosial, nonprofit dan menunjukkan usaha atau kegiatan atas dasar kadar kesadaran berpribadi dan kekeluargaan. Bentuk-bentuk ini yang lebih bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan, hubungan social, nonprofit dan kerjasama disebut Pra Koperasi. Pelaksanaan yang bersifat pra-koperasi terutama di pedesaan masih dijumpai, meskipun arus globlisasi terus merambat ke pedesaan.
              Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18 telah mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi ( revolusi industri ) melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal ( kapitalisme ). Kaum kapitalis atau pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebutdengan sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis / liberal memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.
              Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat untuk memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand Lassalle. Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi.
              Kemajuan industri di Eropa akhirnya meluas ke Negara-negara lain, termasuk Indonesia. Bangsa Eropa mulai mengembangkan sayap untuk memasarkan hasil industri sekaligus mencari bahan mentah untuk industri mereka. Pada permulaannya kedatangan mereka murni untuk berdagang. Nafsu serakah kaum kapitalis ini akhirnyaberubah menjadi bentuk penjajahan yang memelaratkan masyarakat.
              Bangsa Indonesia, misalnya dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad dan setelah itu dijajah Jepang selama 3,5 tahun. Selama penjajahan, bangsa Indonesia berada dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Penjajah melakukan penindsan terhadap rakyat dan mengeruk hasil yang sebanyak-banyaknya dari kekayaan alam Indonesia. Penjajahan menjadikan perekonomian Indonesia terbelakang. Masyarakat diperbodoh sehingga dengan mudah menjadi mangsa penipuan dan pemerasan kaum lintah darat, tengkulak, dan tukang ijon.
               Koperasi memang lahir dari penderitaan sebagai mana terjadi di Eropa pertengahan abad ke-18. Di Indonesia pun koperasi ini lahir sebagai usaha memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu.
Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia, sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam “ dua masa ”, yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan.
Koperasi di Indonesia sebelum merdeka
Pada zaman penjajahan banyak rakyat Indonesia yang hidup menderita, tertindas, dan terlilit hutang dengan para rentenir. Beberapa tahap penting mengenai perkembangan koperasi di Indonesia :
*       Karena hal tersebut pada tahun 1896, patih purwokerto yang bernama R. Aria Wiriaatmadja mendirikan koperasi kredit untuk membantu para rakyat yang terlilit hutang.
*       Lalu pada tahun 1908, perkumpulan Budi Utomo memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan pendidikan dengan mendirikan koperasi rumah tangga, yang dipelopori oleh Dr.Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo.
*       Setelah Budi Utomo sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) dipimpin oleh H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan cita-cita toko koperasi (sejenis waserda KUD), hal tersebut bertujuan untuk mengimbangi dan menentang politik pemerintah kolonial belanda yang banyak memberikan fasilitas dan menguntungkan para pedagang asing. namun pelaksanaan baik koperasi yang dibentuk oleh Budi Utomo maupun SDI tidak dapat berkembang dan mengalami kegagalan, hal ini karena lemahnya pengetahuan perkoperasian, pengalaman berusaha, kejujuran dan kurangnya penelitian tentang bentuk koperasi yang cocok diterapkan di Indonesia.
*       Upaya pemerintah kolonial belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia ternyata tidak sebatas pada bidang politik saja, tapi kesemua bidang termasuk perkoperasian. Hal ini terbukti dengan adanya undang-undang koperasi pada tahun 1915, yang disebut “Verordening op de Cooperative Vereenigingen” yakni undang-undang tentang perkumpulan koperasi yang berlaku untuk segala bangsa, jadi bukan khusus untuk Indonesia saja. Undang-undang koperasi tersebut sama dengan undang-undang koperasi di Nederland pada tahun 1876 (kemudian diubah pada tahun 1925), dengan perubahan ini maka peraturan koperasi di indonesia juga diubah menjadi peraturan koperasi tahun 1933 LN no.108. Di samping itu pada tahun 1927 di Indonesia juga mengeluarkan undang-undang no.23 tentang peraturan-peraturan koperasi, namun pemerintah belanda tidak mencabut undang-undang tersebut, sehingga terjadi dualisme dalam bidang pembinaan perkoperasian di Indonesia.
*       Meskipun kondisi undang-undang di indonesia demikian, pergerakan dan upaya bangsa indonesia untuk melepaskan diri dari kesulitan ekonomi tidak pernah berhenti, pada tahun 1929, Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di bawah pimpinan Ir.Soekarno mengobarkan semangat berkoperasi kepada kalangan pemuda. Pada periode ini sudah terdaftar 43 koperasi di Indonesia.
*       Pada tahun 1930, dibentuk bagian urusan koperasi pada kementrian Dalam Negeri di mana tokoh yang terkenal masa itu adalah R.M.Margono Djojohadikusumo.
*       Lalu pada tahun 1939, dibentuk Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam negeri oleh pemerintah.
*       Dan pada tahun 1940, di Indonesia sudah ada sekitar 656 koperasi, sebanyak 574 koperasi merupakan koperasi kredit yang bergerak di pedesaan maupun di perkotaan.
*       Setelah itu pada tahun 1942, pada masa kedudukan jepang keadaan perkoperasian di Indonesia mengalami kerugian yang besar bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia, hal ini disebabkan pemerintah jepang mencabut undang-undang no.23 dan menggantikannya dengan kumini (koperasi model jepang) yang hanya merupakan alat mereka untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan jepang.
Koperasi di Indonesia setelah merdeka
Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang hancur akibat politik pada masa kolonial belanda dan dilanjutkan oleh sistem kumini pada zaman penjajahan jepang, lambat laun setelah Indonesia merdeka kembali menghangat. Apalagi dengan adanya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, pada pasal 33 yang menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, maka kedudukan hukum koperasi di Indonesia benar-benar menjadi lebih mantap. Dan sejak saat itu Moh.Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia lebih intensif mempertebal kesadaran untuk berkoperasi bagi bangsa Indonesia, serta memberikan banyak bimbingan dan motivasi kepada gerakan koperasi agar meningkatkan cara usaha dan cara kerja, atas jasa-jasa beliau lah maka Moh.Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Beberapa kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan koperasi di Indonesia :
-  Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia) dalam Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus ditetapkannya sebagai Hari Koperasi Indonesia.
-  Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak yang menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3, pendidikan koperasi di Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-sekolah, maupun dengan cara informal melalui siaran media masa,dll yang dapat memberikan informasi serta menumbuhkan semangat berkoperasi bagi rakyat.
-  Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).
-  Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah Nasional Koperasi) MUNASKOP II yang mengesahkan Undang-Undang koperasi no.14 tahun 1965 di Jakarta.
Koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarang
Tampilan orde baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan cakrawala baru bagi pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di Indonesia, dibawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Ketetapan MPRS no.XXIII membebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah.
Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarang :
-  Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasi no.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965.
-  Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia (GERKOPIN).
-  Lalu pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
-  Dan pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia di masa yang akan datang.
-  Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia cenderung jalan di tempat.

Jumat, 24 Oktober 2014

EKONOMI KOPERASI

PENDAHULUAN

KOPERASI SEKOLAH
Sekolah merupakan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Koperasi adalah bedan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi sakaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Jadi, Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.

ISI
Fungsi Koperasi Sekolah
1. Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah.
2. Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa.
3. Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat.
5. Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah.
6. Memenuhi segala sesuatu tentang apa yang dibutuhkan ileh warga sekolah dalam melakukan kegiatan pendidikan
Tujuan Koperasi Sekolah
Pembentukan Koperasi Sekolah dikalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan koperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi di dalam lingkungan sekolah.
Koperasi sebagai Instruksional
Pendirian Koperasi Sekolah Koperasi sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar untuk belajar mengembangkan kemampuan berorganisasi, mendorong kebiasaan untuk berinovasi, belajar menyelesaikan masalah, dan sebagainya.Untuk itu dalam mendirikan koperasi sekolah, diperlukan pertimbangan-pertimbangan agar sesuai dengan apa yang diharapkan.

LANGKAH OPERASIONAL

Perangkat Organisasi Koperasi Sekolah:
1. Rapat anggota koperasi sekolah
2. Pengurus koperasi sekolah
3. Pengawas koperasi sekolah
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Tugas-tugas pengurus:
- mengelola koperasi dan usahanya
- menyelenggarakan rapat anggota
- memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Pengawas dipilih dari dan oleh koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar.
Tugas-tugas pengawas:
- melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
- membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan
Wewenang pengawas:
- meneliti catatan yang ada pada koperasi
- mendapatkan segala keterangan yang diperlukan pada koperasi.
Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman
Modal sendiri berasal dari:
- Simpanan pokok
- Simpanan wajib
- Simpanan sukarela
- Dana cadangan
- Hibah
Modal pinjaman berasal dari:
- pinjaman dari anggota koperasi itu sendiri
- pinjaman dari anggota koperasi lain
Sisa Hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, modal termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU dibagikan secara adil kepada anggota tergantung pada jasa yang telah mereka berikan kepada koperasi.

HASIL WAWANCARA DENGAN KOPERASI SEKOLAH SMA NEGERI 2 KELAPA DUA TANGERANG

Koperasi sekolah SMA Negeri 2 berdiri pada tahun 1976.
Pengurusnya adalah Bu Sri HAndayani sedangkan anggotanya adalah Bapak Natsir
Modalnya di dapat dari pihak sekolah dan keuntunganya untuk
pihak sekolah juga..
Keuntungannya dibagi rata antara pengurus,anggota koperasi dan pihak sekolah..
Barang-barang yang dijual di koperasi ini meliputi:
a. alat-alat tulis atau ATK
b. seragam sekolah
c. kerudung untuk seragam sekolah
d. makanan dan minuman ringan
e. alat-alat kebersihan
f. menyediakan jasa fotokopi
g. stribut seraga sekolah

PENUTUP

PROFIL SMA NEGERI 2 Kelapa Dua

Nama : SMA Negeri 2
Alamat :Jl. Pendidikan Kavling, Kelapa Dua, Tangerang, Indonesia.
Visi :
“Maju dalam mutu, santun dalam prilaku.”
Misi :
1. Berkualitas dalam Keimanan dan Ketawaan
2. Berprestasi dalam kemampuan akademik
3. Berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
4. Berdisiplin tinggi, kuat, sehat dan terampil
5. Memiliki kepekaan sosial nasional yang tinggi
6. Mampu mengikuti pergaulan internasional.

Oleh   : Slamet A Riyadi
             2EB08


Selasa, 17 Juni 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia th. 2011 & 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun 2012

Menurut BPS pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,11 %, angka ini turun dibandingkan  tahun 2011. Hal ini dikarenakan beberapa faktor:
  • Ekspor
Ekspor tersebut turun karena harga komoditas, permintaan global yang menurun akibat krisis ekonomi   Menurunnya ekspor banyak terjadi di produk – produk komoditas utama yaitu kelapa sawit mentah, timah , tembaga, karet.
  • Harga minyak dunia
Harga minyak dunia berfluktuatif melihat perkembangan di timur tengah yang terutama terjadi di Iran. Ketergantungan Indonesia pada import minyak  berakibat buruk pada pertumbuhan ekonomi di Indonesi
  • Krisis hutang eropa
Adanya krisis global dipicu kesulitan keuangan di zona eropa menyebabkan menurunnya ekspor di Indonesia, kerena eropa merupakan salah satu tujuan ekspor utama Indonesia.

 

TAHUN 2011

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat menjadi 6,5 % hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

  • Ekspor
Dari data Badan Pusat Statistik jumlah ekspor pada tahun 2011 meningkat dibandingkat tahun 2010 . Hal itu dapat dilihat dari jumlah ekspor pada tahun 2010 sebesar 1,074,568.70 miliar dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,221,229.00 miliar . Terjaganya kinerja ekspor tidak terlepas dari keberhasilan upaya diversifikasi negara tujuan ekspor,khususnya ke negara-negara emerging markets di Asia seperti Cina,India  dan Malaysia.Dengan diversif kasi tersebut ekspor mampu tumbuh tinggi mencapai 13,6%, jauh di atas historisnya 7,5%.
  • Meningkatnya tingkat konsumsi
Konsumsi rumah tangga tahun 2011mampu tumbuh sebesar 4,7%, yaitu sebesar 1,369,881.04 lebih tinggi dari rata-ratanya 4,4%.hal ini didukung  Daya beli yang tetap terjaga, sejalan dengan tingkat inflasi yang cukup rendah serta pendapatan masyarakat yang meningkat.
  • Pendapatan masyarakat meningkat
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang cukup kuat selama tahun 2011 didukung oleh perbaikan daya beli masyarakat. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang secara langsung meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga hal itu mendukung kenaikan tingkat konsumsi di suatu negara. Secara umum perbaikan penghasilan masyarakat tercermin dari meningkatnya pendapatan per kapita yang kini telah mencapai 3.543 dolar. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja pada sektor formal dan meningkatnya jumlah pekerja berpenghasilan menengah ke atas.
  • Inflasi
Inflasi pada tahun 2011 dapat dikategorikan sebagain inflasi ringan karena inflasi kurang dari 10% selama 1 tahun. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
  • Jumlah pengangguran
Berdasarkan data BPS pada Agustus tahun 2011 jumlah pengangguran terbuka menurun apabila dibandingkan pada Agustus 2010, yaitu dari 7,14% menurun menjadi 6,56%. Hal ini juga menyebabkan Peningkatan kinerja ekonomi domestik khususnya konsumsi didukung besarnya potensi pasar domestik yang diantaranya bersumber dari peningkatan daya beli, bertambahnya penduduk kelas menengah ke atas, dominannya penduduk usia produktif, dan meningkatnya porsi pekerja di sektor formal.
  • Kondisi politik dan keamanan dalam negeri stabil
Relatif stabilnya kondisi politik dan keamanan dalam negeri pada tahun 2011  menyokong tingginya kinerja perekonomian pada saat itu. Kondisi tersebut pada akhirnya meningkatkan optimisme dunia usaha baik dari dalam maupun luarnegeri sehingga mendorong peningkatan kinerja investasi. 
  • Pertumbuhan sector tradables
Sektor tradable adalah sektor yang dapat menghasilkan devisa ( baik dari jasamaupun barang ) dan dapat meningkatkan standar hidup ( living standard)masyarakat.  pertumbuhan sektor tradables mengalami peningkatan, Pada tahun 2011 pertumbuhan sektor tradables mencapai 4,5%. Sektor tradables terdiri dari sketor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan.meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya 4%. Penyumbang terbesar dari sector tradables adalah sector industry. Permintaan yang tetap kuat,baik dari domestik maupun eksternal, serta iklim investasi yang semakin kondusif  telah meningkatkan optimisme kegiatan di sektor industri.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Th. 2011 & 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2011

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2011 tumbuh 6,5 persen. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) Rp2.463,2 triliun.

Pertumbuhan terjadi di semua sektor, kecuali pertambangan. Sektor yang tumbuh tinggi dibandingkan tahun lalu adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,7 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,2 persen serta sektor keuangan, real estate dan jasa keuangan sebesar 6,8 persen.

Pertumbuhan Ekonomi 2012 Capai 6,23%

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,23% sedikit turun dibanding pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,5%. Adapun nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai Rp 2.618,1 triliun, naik Rp 153,4 triliun dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 2.464,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2012 naik sebesar Rp 819,1 triliun, dari Rp 7.422,8 triliun (2011) menjadi Rp 8.241,9 triliun (2012).

Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor perdagangan dan komunikasi 9,98%, dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49%. Sementara PDB Non Migas tahun 2012 tumbuh 6,81%.
Secara triwulanan, PDB Indonesia pada triwulan IV/2012 dibandingkan dengan triwulan III/2013 (q to q) turun sebesar 1,45%, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV/2011 (y on y) tumbuh sebesar 6,11%.  Adapun PDB per kapita mencapai Rp 33,3 juta (3.562,6 dollar AS) meningkat dibandingkan PDB per kapita pada 2011 sebesar Rp 30,4 juta (3.498,2 dollar AS). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV/2012, lanjut Kepala BPS, turun sebesar 1,45% dibanding triwulan sebelumnya. Namun dibandingkam dengan triwulan IV/2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,11%.

Penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan IV/2012 terjadi karena sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06% akibat siklus musiman. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan yang terbesar dalam menyerap PDB, yaitu 54,56%; disusul komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 8,89%; komponen pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 33,16%; komponen ekspor 24,26%, dan komponen impor 25,81%. Separo lebih (57,51%) dari PDB triwulan IV/2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan 3 (tiga) besar masing-masing DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperangkan oleh luar Jawa.