Selasa, 17 Juni 2014

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Th. 2011 & 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2011

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2011 tumbuh 6,5 persen. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) Rp2.463,2 triliun.

Pertumbuhan terjadi di semua sektor, kecuali pertambangan. Sektor yang tumbuh tinggi dibandingkan tahun lalu adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,7 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,2 persen serta sektor keuangan, real estate dan jasa keuangan sebesar 6,8 persen.

Pertumbuhan Ekonomi 2012 Capai 6,23%

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,23% sedikit turun dibanding pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,5%. Adapun nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai Rp 2.618,1 triliun, naik Rp 153,4 triliun dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 2.464,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2012 naik sebesar Rp 819,1 triliun, dari Rp 7.422,8 triliun (2011) menjadi Rp 8.241,9 triliun (2012).

Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor perdagangan dan komunikasi 9,98%, dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49%. Sementara PDB Non Migas tahun 2012 tumbuh 6,81%.
Secara triwulanan, PDB Indonesia pada triwulan IV/2012 dibandingkan dengan triwulan III/2013 (q to q) turun sebesar 1,45%, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV/2011 (y on y) tumbuh sebesar 6,11%.  Adapun PDB per kapita mencapai Rp 33,3 juta (3.562,6 dollar AS) meningkat dibandingkan PDB per kapita pada 2011 sebesar Rp 30,4 juta (3.498,2 dollar AS). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV/2012, lanjut Kepala BPS, turun sebesar 1,45% dibanding triwulan sebelumnya. Namun dibandingkam dengan triwulan IV/2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,11%.

Penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan IV/2012 terjadi karena sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06% akibat siklus musiman. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan yang terbesar dalam menyerap PDB, yaitu 54,56%; disusul komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 8,89%; komponen pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 33,16%; komponen ekspor 24,26%, dan komponen impor 25,81%. Separo lebih (57,51%) dari PDB triwulan IV/2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan 3 (tiga) besar masing-masing DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperangkan oleh luar Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar