Selasa, 17 Juni 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia th. 2011 & 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun 2012

Menurut BPS pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,11 %, angka ini turun dibandingkan  tahun 2011. Hal ini dikarenakan beberapa faktor:
  • Ekspor
Ekspor tersebut turun karena harga komoditas, permintaan global yang menurun akibat krisis ekonomi   Menurunnya ekspor banyak terjadi di produk – produk komoditas utama yaitu kelapa sawit mentah, timah , tembaga, karet.
  • Harga minyak dunia
Harga minyak dunia berfluktuatif melihat perkembangan di timur tengah yang terutama terjadi di Iran. Ketergantungan Indonesia pada import minyak  berakibat buruk pada pertumbuhan ekonomi di Indonesi
  • Krisis hutang eropa
Adanya krisis global dipicu kesulitan keuangan di zona eropa menyebabkan menurunnya ekspor di Indonesia, kerena eropa merupakan salah satu tujuan ekspor utama Indonesia.

 

TAHUN 2011

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat menjadi 6,5 % hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

  • Ekspor
Dari data Badan Pusat Statistik jumlah ekspor pada tahun 2011 meningkat dibandingkat tahun 2010 . Hal itu dapat dilihat dari jumlah ekspor pada tahun 2010 sebesar 1,074,568.70 miliar dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,221,229.00 miliar . Terjaganya kinerja ekspor tidak terlepas dari keberhasilan upaya diversifikasi negara tujuan ekspor,khususnya ke negara-negara emerging markets di Asia seperti Cina,India  dan Malaysia.Dengan diversif kasi tersebut ekspor mampu tumbuh tinggi mencapai 13,6%, jauh di atas historisnya 7,5%.
  • Meningkatnya tingkat konsumsi
Konsumsi rumah tangga tahun 2011mampu tumbuh sebesar 4,7%, yaitu sebesar 1,369,881.04 lebih tinggi dari rata-ratanya 4,4%.hal ini didukung  Daya beli yang tetap terjaga, sejalan dengan tingkat inflasi yang cukup rendah serta pendapatan masyarakat yang meningkat.
  • Pendapatan masyarakat meningkat
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang cukup kuat selama tahun 2011 didukung oleh perbaikan daya beli masyarakat. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang secara langsung meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga hal itu mendukung kenaikan tingkat konsumsi di suatu negara. Secara umum perbaikan penghasilan masyarakat tercermin dari meningkatnya pendapatan per kapita yang kini telah mencapai 3.543 dolar. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja pada sektor formal dan meningkatnya jumlah pekerja berpenghasilan menengah ke atas.
  • Inflasi
Inflasi pada tahun 2011 dapat dikategorikan sebagain inflasi ringan karena inflasi kurang dari 10% selama 1 tahun. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
  • Jumlah pengangguran
Berdasarkan data BPS pada Agustus tahun 2011 jumlah pengangguran terbuka menurun apabila dibandingkan pada Agustus 2010, yaitu dari 7,14% menurun menjadi 6,56%. Hal ini juga menyebabkan Peningkatan kinerja ekonomi domestik khususnya konsumsi didukung besarnya potensi pasar domestik yang diantaranya bersumber dari peningkatan daya beli, bertambahnya penduduk kelas menengah ke atas, dominannya penduduk usia produktif, dan meningkatnya porsi pekerja di sektor formal.
  • Kondisi politik dan keamanan dalam negeri stabil
Relatif stabilnya kondisi politik dan keamanan dalam negeri pada tahun 2011  menyokong tingginya kinerja perekonomian pada saat itu. Kondisi tersebut pada akhirnya meningkatkan optimisme dunia usaha baik dari dalam maupun luarnegeri sehingga mendorong peningkatan kinerja investasi. 
  • Pertumbuhan sector tradables
Sektor tradable adalah sektor yang dapat menghasilkan devisa ( baik dari jasamaupun barang ) dan dapat meningkatkan standar hidup ( living standard)masyarakat.  pertumbuhan sektor tradables mengalami peningkatan, Pada tahun 2011 pertumbuhan sektor tradables mencapai 4,5%. Sektor tradables terdiri dari sketor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan.meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya 4%. Penyumbang terbesar dari sector tradables adalah sector industry. Permintaan yang tetap kuat,baik dari domestik maupun eksternal, serta iklim investasi yang semakin kondusif  telah meningkatkan optimisme kegiatan di sektor industri.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Th. 2011 & 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2011

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2011 tumbuh 6,5 persen. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) Rp2.463,2 triliun.

Pertumbuhan terjadi di semua sektor, kecuali pertambangan. Sektor yang tumbuh tinggi dibandingkan tahun lalu adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,7 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,2 persen serta sektor keuangan, real estate dan jasa keuangan sebesar 6,8 persen.

Pertumbuhan Ekonomi 2012 Capai 6,23%

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,23% sedikit turun dibanding pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,5%. Adapun nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai Rp 2.618,1 triliun, naik Rp 153,4 triliun dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 2.464,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2012 naik sebesar Rp 819,1 triliun, dari Rp 7.422,8 triliun (2011) menjadi Rp 8.241,9 triliun (2012).

Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor perdagangan dan komunikasi 9,98%, dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49%. Sementara PDB Non Migas tahun 2012 tumbuh 6,81%.
Secara triwulanan, PDB Indonesia pada triwulan IV/2012 dibandingkan dengan triwulan III/2013 (q to q) turun sebesar 1,45%, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV/2011 (y on y) tumbuh sebesar 6,11%.  Adapun PDB per kapita mencapai Rp 33,3 juta (3.562,6 dollar AS) meningkat dibandingkan PDB per kapita pada 2011 sebesar Rp 30,4 juta (3.498,2 dollar AS). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV/2012, lanjut Kepala BPS, turun sebesar 1,45% dibanding triwulan sebelumnya. Namun dibandingkam dengan triwulan IV/2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,11%.

Penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan IV/2012 terjadi karena sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06% akibat siklus musiman. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan yang terbesar dalam menyerap PDB, yaitu 54,56%; disusul komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 8,89%; komponen pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 33,16%; komponen ekspor 24,26%, dan komponen impor 25,81%. Separo lebih (57,51%) dari PDB triwulan IV/2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan 3 (tiga) besar masing-masing DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperangkan oleh luar Jawa.